This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Bobblehead Bunny
Happy Apple
Happy Apple
Happy Apple
Happy Apple
SpongeBob SquarePants Patrick Star
SpongeBob SquarePants Patrick Star
SpongeBob SquarePants Patrick Star

Rabu, 28 September 2016

Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

A. Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata ±2 meter persegi dengan berat 10 kg jika di timbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16% dari berat badan manusia itu sendiri.
             
1.      Susunan kulit/integumen/kutan
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu:
a.      Epidermis (kulit ari)
      Epidermis yaitu lapisan terluar kulit. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Ketebalan epidermis berbeda-beda disetiap bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 millimeter pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 millimeter yang terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada lapisan dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
 Epidermis tersusun atas empat lapisan sel yaitu:
1)      Stratum germinativum (stratum basale)
             Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis dibawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demoepidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Didalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Didalam lapisan ini terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
ciri-ciri :
·         Tempat dihasilkannya sel-sel baru
·         Kaya sel-sel yang aktif membelah
2)      Stratum spinosum (lapisan bertaju)
             Stratum spinosum disebut juga lapisan malphigi yang terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma yang berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak(polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit semakin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapisan taju yang lebih dalam, banyak yang berada pada salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas ; inti-inti sel dalam bagian basal lapisan taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.
3)      Stratum granulosum (lapisan berbutir)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.

Ciri-ciri :
·         Mengandung keratin yang menyebabkan kulit kering dan keras
·         Bergranula berupa melanin(pigmen warna kulit)

4)      Stratum lucidum (lapisan barrier)
Terletak tepat dibawah lapisan korneum, dan dianggap sebagai penyambung lapisan korneum dengan lapisan granulosum. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis, dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan lucidum. Keratinisasi adalah proses dimana sel-sel di epidermis menjadi dewasa.
5)      Stratum korneum (lapisan tanduk)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal sebagai lapisan horny, karena terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari.
Proses pembaharuan lapisan tanduk terus berlangsung, sehingga lapisan ini memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Daya elastisitas pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapisan lapisan kulit yang lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan ini memiliki daya serap air yang cukup besar.
Ciri-ciri :
·         Kaya pori-pori
·         Banyak ditemukannya sel-sel mati
b.      Dermis (kulit janggat)
      Kulit janggat atau dermis merupakan tempat ujung saraf peraba, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
      Kulit janggat atau dermis sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit janggat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit janggat diperkirakan antara 1-2 mm.
      Penyusun utama dari lapisan dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Lapisan dermis juga dibentuk oleh matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
      Sratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, serta berhubungan dengan serabut saraf.
      Disebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak/lipid yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
      Keberadaan ujung saraf perasa dalam kulit janggat, memungkinkan dapat membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin.
      Dipermukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan Ph 5,5. Acid mantel merupakan penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri, dan berbagai jasad renik lainnya dipermukaan kulit.
c.       Subcutaneous
Didalam lapisan subcutaneous terdapat pembuluh darah, saraf cutaneus dan jaringan otot adiposa (lemak).
2. Reseptor Khusus yang Terdapat pada Kulit
(1)               Tipe  reseptor pada kulit, antara lain:
a)                  Thermoreseptor, peka terhadap  perubahan suhu
b)                  Mekanoreseptor, peka terhadap sentuhan dan tekanan
c)                  Nosiseptor, mendeteksi rasa sakit pada kulit
(2)               Nama Reseptor pada kulit:
a)         Merkel’s Discus, mendeteksi sentuhan orang lain yang tidak dikenal
b)         Meissner’s Corpuscle, mendeteksi sentuhan orang lain yang sudah dikenal
   Korpuskulus ini terletak pada papila dermis, khusunya pada ujung jari, bibir, dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tegak lurus dengan permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Pada bagian tengah korpuskulus terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal.
c)   Korpuskulus ruffini, mendeteksi panas
   Ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai kapsula jaringan ikat ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang mengelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor. Korpuskulus ini terdiri dari serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir dari saraf ini tak bermielin.
d)     Korpuskulus krause, mendeteksi dingin
Ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna, pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskulus ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Memiliki sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus ini, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya, tetapi tetap diselubungi dengan sel schwan. Akhir sarafnya menggelembung sebagai gada.
e)      Korpuskulus paccini, mendeteksi tekanan
Ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, periosteum, mesenterium, tendon, ligamen, dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, panjangnya 2 mm, dn diameternya 0,5-1 mm. Setiap korpuskulus ini disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
f)       Korpuskulus free never ending, mendeteksi rasa sakit
Serat saraf berujung bebas ini serat saraf yang tidak bermielin.
3.      Fungsi kulit
a.    Melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.
Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologi, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet.
b.   Kulit sebagai organ pengatur panas.
Panas tubuh dihasilkan oleh aktivitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus dikeluarkan atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal; pada lingkungan bersuhu dingin, panas harus dipertahankan , atau suhu tubuh akan turun di bawah batas normal.
1)   Pengeluaran panas di kulit berlangsung melalui proses evaporasi air yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi tak kasat mata (difusi molekul air melalui kulit).
a)      Pada cuaca panas dan lembab, keringat sangat banyak keluar, tetapi tingkat evaporasi sangat rendah, sehingga mengakibatkan rasa tidak nyama. Dengan demikian berkeringat sebagai salah satu mekanisme pendinginan hanya akan efisien pada tingkat kelembaban yang lebih rendah.
b)      Pengeluaran keringat dikendalikan melalui sistem saraf, yang merespon pemanasan atau pendinginan darah secara berlebihan.
2)   Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa dalam lapisan subkutan. Lemak merupakan insulator panas untuk tubuh dan derajat insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa.
3)   Pembuluh darah dalam papila dermal juga dikendalikan oleh sistem saraf.

a)   Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan kulit meningkat, sehingga konduksi panas pada bagian eksterior dapat terjadi.
b)   Pembuluh darah berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya mempertahankan panas tubuh sentral.
c.    Sebagai indra peraba.
d.   Sebagai tempat peyimpanan air, jaringan adiposa.
B.     Rambut           
Akar rambut tertanam dalam-dalam di lapisan dermis. Ada bagian kulit yang tidak memiliki rambut yang disebut glabrous.
1.      Rambut berasal dari folikel rambut yang tebentuk sebelum lahir melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.
a.       Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya kemudian membentuk bulbus rambuut. Bulbus rambut kemudian diinvaginasi suatu massa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah, saraf yang disebut papila dermalyang memberikan nutrisi untuk pertumbuhan rambut.
b.      Sel – sel bulbus rambut yang terletak di atas papila disebut matriks germinal rambut dan analog dengan sel se stratum basalis pada epidermis. Setelah mendapat nutrisi dari pembuluh darah pada papila, sel –sel matriks germinal kemudian membelah dan terdorong ke arah permukaan kulit untuk menjadi rambut yang terkeratinisasi penuh.
2.      Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan batang, bagian di atas permukaan kulit. Akar rambut terpancang dalam lubang yang disebut folikel dan mendapat suplai makanan dari darah melalui bagian kembang yang disebut papila.. Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan epitelium.
a.       Kutikel, merupakan lapisan terluar yang tersusun dari sel – sel mati yang bersisik.
b.      Korteks merupakan lapisan tengah yang erkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
c.       Sebuah medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan seringkali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang.
3.      Otot arektor pili adalah pita tipis otot polosyang berhubungan dengan folikel rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung –ujug rambut berdiri (“merinding”) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea. Setiap folikel rambut mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.
4.      Pertumbuhan rambut bersifat siklik (siklus).
a.       Ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase istirahat, jika rambut telah mencapai batas pertumbuhan maksimal.
1)      Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berubah menjadi suatu massa terkeratinisasi menyerupai pentungan yang tetap melekat pada folikel.
2)      Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari bagian bawah massa yang lama. Rambut yang baru mendorong keluar rambut yang lama, sehingga rambut yang lama menjadi rontok.
3)      Di suatu saat tertentu, 90 % rambut kepala sedang tumbuh dengan aktif. Sedangkan 10 % sisanya beristirahat.
b.      Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 – 6 tahun, dan kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bulan sebelum rontok.
c.       Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kurang lebih 0,05 inci / minggu. Sedangkan rambut pada kulit kepala membutuhkan waktu sekitar 7 minggu untuk dapat tumbuh sepanjang satu inci.
d.      Kebotakan merupakan suatu deteriorasi folikel yang progresif. Prevalensinya lebih besar ada laki – lakikarena memiliki karakteristik pengaruh genetik kelamin yang hanya akan muncul jika hormon laki – laki ada dalam tubuh.
C.  Kelenjar
1.      Kelenjar keringat (kelenjar sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Kelenjar keringat banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Jenis-jenis kelenjar keringat yaitu :
a)      Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini meneksresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97% air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida, dan sampingan dari metabolisme seluler. Terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlah kelenjar keringat ini di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
b)      Kelenjar keringat apokrin, hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin, dan daerah sekitar dubur (anogenital). Kelenjar keringat ini menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang . sel kelenjar ini udah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan ba. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang di ekskresikan. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia aki baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
Mekanisme pengeluaran keringat
2.      Kelenjar minyak (kelenjar sebacea)
Terletak pada bagian atas kulit janggat berdekatan dengan kandung rambut. Kelenjar ini terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara pada kandung rambut (folike). Folikel rambut meneluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar minyak membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar minyak trdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian wajah.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya memiliki satu kelenjar minyak yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar minyak menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kuli kepala.
3.      Kelenjar Mammae
Kelenjar mamae adalah kelenjar apokrin termodifikasiyang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.
D.    Kuku
Kuku merupakan kulit yang telah mengalami perubahan. Badan kuku tumbuh dari dalam kuku yang tertanam di kulit. Pertumbuhan kuku rata – rata 0,5 mm perminggu, lebih cepat di musim panas daripada di musim dingin.
Kuku tertanam di dalam palung kuku. Di palung kuku terdapat saraf-saraf dan banyak pembuluh darah. Bagian bagian kuku yaitu :
1)      Bagian putih kuku (lunula), berbentuk seperti setengah bulan yang merupakan awal kuku tumbuh.
2)      Badan kuku, bagian yang tidak tertutupi dan terikat kuat dengan palung kuku.
3)      Ujung distal kuku bebas. 

Konsep Konseling

A. Pengertian Konseling
Secara historis pengertian konseling adalah untuk memberi nasehat. Konseling merupakan proses komunikasi antara konselor dan konseli (klien).
Konseling adalah suatu metode yang membantu klien dalam menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengatasi masalah serta memudahkan hubungan interpersonal di antara klien, keluarga dan tim kesehatan (Potter & Perry,2005).
Menurut English & English (1958) yang dikutip Sofyan S. Willis konseling adalah hubungan antara  seseorang dengan orang lain, dimana orang tersebut berusaha untuk membantu orang lain agar memahami masalahnya serta dapat memecahkan masalahnya.
Konseling merupakan bantuan yang diberikan konselor kepada klien agar klien dapat memahami masalah yang dialaminya sekaligus mampu untuk menyelesaikannya.
B.     Tujuan Konseling
Tujuan Konseling adalah agar konseli (klien) dapat mengubah perilakunya ke arah yang lebih maju dan lebih baik lagi dengan terlaksananya tugas perkembangan secara optimal. Sedangkan menurut Carl Ransom Rogers (1942) yang dikutip Sofyan S. Willis konseling bertujuan untuk membina kepribadian orang lain secara integral dan berdiri sendiri sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri. Kepribadian yang integral adalah kepribadian yang tidak terpecah artinya adanya kesesuaian antara gambaran tentang diri yang ideal dengan kenyataan diri yang sebenarnya. Kepribadian yang berdiri sendiri adalah kepribadian yang mampu memenntukan pilihannya sendiri yang sesuai dengan kemampuannya dan tidak tergantung pada orang lain. Menurut Corey (1997) dikutip Hartono (2012) tujuan konseling di kategorikan menjadi dua, yaitu tujuan global dan tujuan spesifik. Tujuan global meliputi:
1.   Konseli menjadi lebih menyadari akan dirinya sendiri dan mengurangi penyangkalan terhadap dirinya sendiri.
2.   Konseli menerima perasaannya sendiri, menerima tanggung jawab atas siapa dirinya, dan menyadari bahwa dia harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
3.   Konseli lebih berpegang pada kekuatan batin dan pribadinya sendiri dan menerima apa yang dimilikinya.
4.   Konseli memperjelas nilai-nilai dirinya sendiri, mengambil pandangan yang lebih jelas atas masalah yang dialami, dan menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalahnya.
5.   Konseli mampu menghadapi, mengakui, menerima, dan menangani aspek- aspek dirinya yang terpecah.
6.   Konseli belajar mengambil resiko.
7.   Konseli lebih memercayai dirinya sendiri.
8.   Konseli lebih sadar atas alternatif-alternatif yang menjadi pilihannya dan menerima resiko dari pilihannya.
Sedangkan tujuan  spesifik konseling adalah tujuan konseling yang kongkret, berjangka pendek, dapat diamati, dan dapat diukur.
C.    Langkah-langkah dalam Melakukan Konseling
Langkah langkah dalam konseling meliputi: (Nasir & Muhith, 2011)
1.      Assesment
Assessment merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi perkembangan klien seperti kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, hubungan interpersonalnya, adaptasi, dan masalahnya. Assessment diperlukan untuk mengidentifikasi serta memilih teknik atau metode yang tepat bagi klien untuk mengubah tingkah lakunya.
2.      Goal setting
Goal setting merupakan langkah untuk merumuskan tujuan akhir dari konseling berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil assessment. Tahapan dalam merumuskan tujuan konseling adalah sebagai berikut :
a.       Konselor dan klien membahas masalah yang dihadapi klien
b.      Klien merumuskan perubahan positif yang ingin dijadikan sebagai hasil akhir konseling
c.       Konselor dan konseli mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien apakah tujuan itu realistis, dapat bermanfaat, dan kerugian yang dapat dialaminya.
d.      Konselor dan klien memutuskan apakah akan melanjutkan konseling dengan teknik yang telah ditetapkan, mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai.
D.    Teknik Konseling
Ada lima teknik dasar dalam melakukan konseling yaitu: (Sofyan S.Willis, 2004)
1.      Asosiasi bebas
Didalam teknik ini seseorang diupayakan untuk menjernihkan pikirannya dari pengalaman dan pemikiran saat ini, sehingga orang tersebut mudah untuk mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Tujuan dari teknik ini adalah agar seseorang dapat mengungkapkan pengalaman masa lalunya dan dapat mengontrol emosi yang berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalunya.
2.      Interpretasi
Interpretasi merupakan upaya konselor untuk mengulas dan menafsikan pikiran, perasaan, dan perilaku klien dengan merujuk pada teori-teori. Tujuan interpretasi adalah untuk memberikan rujukan, pandangan terhadap perilakunya agar klien mengerti dan mengubah tingkah laku yang ingin diubah melalui pemahaman dari hasil rujukan tersebut.
3.      Analisis mimpi
Suatu teknik konseling untuk membuka hal—hal yang tidak disadari oleh seseorang serta memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk melihat masalah-masalah yang belum terpecahkan.
4.      Analisis resistensi
Teknik analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan seseorang terhadap alasan-alasan terjadinya resistensi.
5.      Analisis transferensi
Konselor mengusahakan agar orang lain mengembangkan transferensinya, sehingga akan terungkap neurosisnya terutama pada usia lima tahun pertama. Didalam teknik ini konselor menggunakan sifat-sifat yang netral, objektif, anonym, dan pasif dengan tujuan agar transferensi seseorang dapat terungkap.



Adapun teknik-teknik konseling sebagai berikut : (Nasir &Muhith, 2011)
1.      Latihan asertif
Teknik asertif digunakan untuk melatih klien yang kesulitan dalam menyatakan bahwa tindakannya adalah benar. Latihan ini berguna untuk membantu klien yang tidak mampu mengungkapkan perasaannya.
2.      Desensitisasi sistematis
Desensitisasi sistematis adalah teknik konseling yang berfokus untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajari klien untuk rileks. Keuntungan teknik ini adalah dapat menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif.
3.      Pengondisian aversi
Pengondisian aversi digunakan untuk menghilangkan kebiasaan atau perilaku yang buruk dari klien. Tujuan dari teknik ini adalah meningkatkan kepekaan klien untuk mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
4.      Pembentukan tingkah laku model
Teknik ini digunakan untuk membentuk perilaku klien yang baru serta memperkuat perilaku yang sudah terbentuk. Konselor menunjukan kepada klien tentang tingkah laku model.
5.      Covert Sensitization
Teknik ini digunakan untuk memperbaiki perilaku klien yang menyenangkan tetapi menyimpang seperti homoseks, alkoholisme yaitu dengan cara menganjurkan klien untuk membayangkan perilaku yang menyenangan tersebut. Pada saat itu juga klien ddianjurkan untuk membayangkan sesuatu yang tidak menyenangkan untuknya.
6.      Thought Stopping
Teknik ini digunakan untuk klien yang merasa cemas. Teknik ini dilakukan dengan cara menutup matanya dan membayangkan dirinya sedang mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Saat klien membayangkan dirinya sedang mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan baginya konselor segera menepis dengan cara berkata “berhenti”. Teknik ini harus dilakukan berulang kali sampai klien mampu untuk menghentikan pikiran yang menganggunya.

E.     Keterampilan dalam Konseling
Didalam melakukan konseling ada beberapa keterampilan dasar yang dapat digunakan: (Sofyan S.Willis, 2004)
1.      Perilaku attending
Yaitu perilaku yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik adalah mengkombinasikan ketiga komponen tersebut sehingga memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat dalam pembicaraan dan terbuka. Attending yang dilakukan dengan baik dapat memberikan keuntungan, yaitu :
a.       Dapat meningkatkan harga diri klien
b.      Menciptakan suasana yang aman
c.       Memudahkan klien dalam mengekspresikan perasaanya secara terbuka.
Berikut ini merupakan perilaku attending yang baik.
a.          Kepala; mengangguk jika setuju
b.         Ekspresi wajah; tenang, ceria, senyum
c.          Posisi tubuh; agak condong kearah klien, jarak antara konselor dank lien agak dekat, duduk saling berhadapan.
d.         Tangan; menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekannkan suatu ucapan tertentu.
e.          Mendengarkan; memberikan perhatian penuh, menunggu ucapan kilen hingga selesai, diam.
Adapun perilaku attending yang tidak baik;
a.          Kepala; kaku
b.         Wajah; kaku, melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat klien saat klien berbicara, mata melotot.
c.          Posisi tubuh; tegak kaku, bersandar, jarak antara klien dan konselor terlalu jauh, duduk saling berpaling.
d.         Memutuskan pembicaraan, konselor berbicara terus tanpa memberikan kesempatan bagi klien untuk berbicara.
e.          Perhatian; terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar
2.      Empati
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan klien. Empati dilakukan bersamaan dengan perilaku attending.
Empati dibagi menjadi dua macam yaitu;
a.    Empati primer (primary empathy), merupakan bentuk empati yang hanya memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien.
b.   Empati tingkat tinggi (advanced accurate empathy); merupakan bentuk empati yang memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien lebih dalam serta melakukan sentuhan kepada klien yang akan menciptakan rasa saling percaya yang lebih dalam sehingga klien dapat  mengungkapkan perasaannya secara terbuka dan bebas.
Didalam melakukan empati konselor harus mampu :
a.    Mengosongkan pikiran dan perasaan pribadi
b.   Memasuki dunia klien
c.    Melakukan empati primer dengan mengatakan :
-       “Saya dapat merasakan apa yang sedang anda rasakan.”
-       “Saya dapat memahami pikiran anda.”
-       “Saya mengerti keinginan anda.”
d.   Melalukan empati tingkat tinggi dengan mengatakan :
-    “Saya merasakan apa yang anda rasakan, dan saya ikut terluka dengan pengalaman anda.”
3.      Refleksi
Refleksi merupakan keterampilan konselor untuk mengembalikan kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.
Ada tiga jenis dari refleksi yaitu :
a.    Refleksi perasaan
Merupakan keterampilan konselor untuk dapat merefleksikan perasaan klien sebagai hasil pengamatan verbal dan nonverbal.
Untuk melakukan refleksi perasaan dapat menggunakan kalimat berikut :
-       “Barangkali anda merasa…..”
-       “Nampaknya yang anda katakana adalah….”
b.   Refleksi pengalaman
Merupakan keterampilan konselor untuk merefleksikan pengalaman-pengalaman klien sebagai hasil pengamatan verbal dan nonverbal.
Untuk melakukan refleksi pengalaman dapat menggunakan kalimat berikut :
-          “Adakah yang anda maksudkan suatu peristiwa…..”
c.    Refleksi pikiran
Merupakan keterampilan konselor untuk merefleksikan ide, pikiran, pendapat  klien sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan nonverbal.
Untuk melakukan refleksi pikiran dapat menggunakan kalimat berikut:
-       “Nampaknya yang akan anda utarakan adalah….”
4.      Eksplorasi
Eksplorasi adalah keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Dengan teknik eksplorasi memunngkinkan klien untuk berbicara secara terbuka tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam.
5.      Menangkap pesan utama (paraphrasing)
Paraphrasing akan memudahkan klien memahami ide, perasaan, dan pengalamannya, konselor perlu menangkap pesan utama apa yang disampaikan klien  dan mengatakan kembali secara sederhana dan disampaikan kembali kepada klien dengan bahasa konselor sendiri.
Tujuan dari paraphrasing yaitu :
a.    Mengatakan kembali kepada klien bahwa konselor bersamanya dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakn klien.
b.   Memberi arah wawancara konseling.
c.    Meringkas apa yang dikatakan klien.
d.   Mengecek kembali apa yang disampaikan klien.
Untuk melakukan paraphrasing dapat menggunakan kalimat :
-       “Adakah yang anda katakan bahwa….”
6.      Bertanya untuk membuka percakapan
Untuk memudahkan membuka pembicaraan konselor harus memiliki keterampilan bertanya dalam bentuk open-ended yang memungkinkan munculnya pernyataan-pernyataan baru dari klien. Untuk memulai pembicaraan, hindari menggunakan kata mengapa dan apa sebabnya dalam bertanya kepada klien. Pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended) yang baik dimulai dengan kalimat berikut :
-          “Apakah saudara merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan?”
-          “Bagaimana perasaan anda saat itu?”
-          “Bolehkan saya meminta waktu lima menit sebelum anda pergi?”
7.      Bertanya Tertutup
Tujuan dari keterampilan bertanya tertutup adalah :
a.       Mengumpulkan informasi
b.      Memperjelas sesuatu
c.       Menghentikan perkataan klien yang menyimpang dari pembicaraan
8.      Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang dikatakan klien, dan memberikan dorongan singkat seperti mengatakan oh…, ya…, terus…., lalu…., dan…
Dorongan minimal bertujuan untuk membuat klien terus mengungkapkan perasaannya sehingga tujuan pembicaraan dapat tercapai. Penggunaan dorongan minimal dilakukan pada saat klien kelihatan akan menghentikan apa yang dikatakannya.
9.      Interpretasi
Merupakan upaya konselor untuk mengulas dan menafsikan pikiran, perasaan, dan perilaku klien dengan merujuk pada teori-teori. Tujuan interpretasi adalah untuk memberikan rujukan, pandangan terhadap perilakunya agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan tersebut.

10.  Mengarahkan
Konselor mengajak klien berpartisipasi secara penuh di dalam proses konseling.
11.  Menyimpulkan sementara
Supaya pembicaraaan dapat berlanjut secara bertahap dan arah pembicaraan semakin jelas, maka setiap waktu tertentu konselor dank lien perlu menyimpulkan pembicaraan.
Tujuan dari menyimpulkan sementara adalah :
a.    Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan.
b.   Menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap
c.    Meningkatkan kualitas diskusi
d.   Memperjelas pembicaraan
12.  Memimpin
Seorang konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan agar pembicaraan tidak menyimpang.
Adapun tujuan dari memimpin adalah:
a.    Klien tidak menyimpang dari focus pembicaraan
b.   Arah pembicaraan lurus kepada tujuan konseling.
13.  Focus
Focus akan membantu klien untuk memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.
14.  Konfrontasi
Konfrontasi merupakan suatu teknik konseling yang digunakan konselor untuk menunjukan adanya ketidaksesuaian antara perkataan dengan bahasa tubuh (perbuatan) klien.
15.  Menjernihkan (Clarifying)
Merupakan suatu keterampilan untuk memperjelas perkataan yang disampaikan klien.
16.  Memudahkan (Facilitating)
Merupakan suatu keterampilan untuk membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaannya.
17.  Diam
Diam merupakan salah satu teknik dari konseling. Diam bukan berarti tidak ada komunikasi akan tetapi tetap ada yaitu melalui perilaku nonverbal.
18.  Mengambil inisiatif
Mengambil inisiatif perlu dilakukan oleh konselor manakala klien kurang bersemangat untuk berbicara dan kurang berpartisipasi dalam proses konseling.
19.  Memberi nasehat
Pemberian nasehat dilakukan apabila klien memintanya. Walaupun demikian konselor harus tetap mempertimbangkan apakah pantas untuk memberi nasehat atau tidak.
20.  Pemberian informasi
Konselor dapat memberikan informasi kepada klien tentang sesuatu yang tidak diketahui klien. Jika konselor tidak mengetahui sesuatu yang ditanyakan klien sebaiknya katakan dengan jujur bahwa tidak mengetahui.
21.  Merencanakan
Diakhir proses konseling seorang konselor harus dapat membantu klien untuk dapat membuat rencana berupa suatu action, perbuatan nyatabagi kemajuan klien.
22.  Menyimpulkan
Konselor membantu klien untuk menyimpulkan hasil pembicaraan selama konseling diakhir sesi konseling.
F.     Hambatan Konseling
1.      Klien hadir dalam konseling secara paksa atau atas desakan dari orang tua ataupun guru.
2.      Konselor bersikap kaku, curiga, kurang bersahabat, terlalu mendominasi dalam proses konseling dan menggunakan kata-kata yang kurang disenangi klien.
3.      Kondisi ruang konseling yang kurang mendukung klien untuk mengungkapkan perasaannya secara terbuka.
4.      Faktor pribadi klien seperti keangkuhan karena jabatan, pangkat, kekayaan dan lain-lain.
5.      Klien tidak mau bicara tentang dirinya dan cenderung diam.
6.      Konselor yang sedang memiliki masalah pribadi sehingga tidak fokus terhadap klien.
G.    Konseling Individual
Konseling individual mempunyai arti hubungan antara konselor dengan klien secara individual dan konselor berusaha untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan pribadi klien serta klien mampu untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan dihadapinya.
H.    Konseling Kelompok
Menurut Corey & Corey (2006) yang dikutip Budi Astuti (2012) menjelaskan bahwa konseling kelompok lebih memfokuskan pada permasalahan-permasalahan jangka pendek dan tidak terlalu memperhatikan treatment gangguan perilaku dan psikologi. Menurut Gazda (1978) yang dikutip Budi Astuti (2012) konseling kelompok merupakan proses antara pribadi yang dinamis yang memusatkan pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari.
Konseling kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada beberapa konseli dalam satu kelompok yang memiliki sifat penyembuhan, pencegahan dan diarahkan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal.
Interaksi didalam konseling kelompok mengandung banyak unsur terapeutik, konseling kelompok akan efektif jika seluruh anggota kelompok memenuhi kriteria berikut : (Ohlsen,1977 dalam Budi Astuti, 2012)
a.       Menganggap bahwa kelompoknya sangat menarik.
b.      Merasa diterima oleh semua anggota kelompok.
c.       Menyadari apa yang diharapkan oleh anggota kelompok dan apa yang dapat diharapkan dari konselor.
d.      Merasa terlibat.
e.       Merasa aman sehingga mudah dalam membuka diri.
f.       Menerima tanggung jawab.
g.      Bersedia untuk membuka diri.
h.      Memahami perannya sebagai anggota kelompok di dalam kelompok konseling
i.        Berkomunikasi sesuai dengan isi hatinya dan memahami isi hati sesame anggota kelompok.
j.        Dapat menerima umpan balik dari anggota kelompok lain.
k.      Merasa tidak puas terhadap dirinya sendiri, sehingga ada keinginan untuk berubah menjadi lebih baik.
l.        Menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh kelompok.
I.       Ruang Lingkup Konseling
Konseling memiliki beberapa ruang lingkup meliputi :
1.      Konseling Pribadi
Merupakan pengembangan kemampuan pribadi klien dalam mengatasi masalah masalah pribadi.
2.      Konseling Sosial
Merupakan pengembangan kemampuan dalam mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.      Konseling Belajar
Yaitu mengoptimalkan kemampuan dalam mengatasi permasalahan didalam kegiatan proses pembelajaran baik belajar mandiri maupun secara berkelompok.
4.      Konseling Karier
Yaitu konseling yang dilakukan untuk merencanakan dan mempersiapkan karier.

Ruang lingkup konseling dibagi menjadi dua yaitu pelayanan konseling di sekolah dan pelayanan konseling di luar sekolah :
1.   Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi masayarakat. Dalam lembaga sekolah terdapat beberapa bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang memiliki kedudukan dan peranan masing-masing. Bidang-bidang tersebut adalah :
a.       Kurikulum dan pengajaran, yang meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran.
b.      Administrasi, merupakan bidang yang memiliki fungsi berkaitan dengan tanggungjawab dan peengambilan kebijakan, serta kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah.
c.       Kesiswaan (bidang bimbingan dan konseling), merupakan bidang yang memiliki fungsi berdasarkan pada pelayanan kesiswaan secara personal sehingga peserta didik dapat menembangkan kemampuannya sesuai dengan bakat, potensi dan minatnya.
2.   Pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah
Tidak hanya masyarakat yang berada di llingkungan sekolah atau  pendidikan formal saja yang membutuhkan bimbingan dan konseling, tetapi semua masyarakat yang berada di luar lingkungan sekolah pun membutuhkan bimbingan dan konseling. Konseling di luar sekolah meliputi : (Abu Bakar M. Luddin,
a.       Bimbingan dan konseling keluarga
Keluarga merupakan pangkal dari kehidupan masyarakat. Di lingkungan keluargalah seseorang memulai kehidupannya dan mulai belajar untuk menjadi bagian dari masyarakat. Keluarga merupakan salah satu bagian dari hidup manusia yang memberikan pengaruh yang paling besar karena sebagian besar kasus konseling yang dihadapi konselor rata-rata timbul dari adanya masalah keluarga. Sehingga bimbingan dan konseling sangat diperlukan di dalam lingkungan keluarga.
b.      Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas
Permasalahan yang dialami individu tidak hanya di lingkungan sekolah dan keluarga melainkan dapat terjadi di luar lingkungan sekolah dan keluarga, seperti masyarakat di lingkungan kerja, lembaga kemasyarakatan, rumah jompo, perusahaan, rumah sakit, panti asuhan, dan lain sebagainya, yang tidaka akan mungkin terhindar dari masalah. Oleh karena itu, di luar lingkungan keluarga dan sekolah diperlukan adanya bimbingan dan konseling.






DAFTAR PUSTAKA
Astuti, B. (2012). Modul konseling individual. Yogjakarta. Universitas Negeri Yogjakarta.
Hartono, & Boy, Soedarmadji.(2012).Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hikmawati, F. (2014).Bimbingan dan Konseling. Ed.Revisi ke-4. Jakarta: Rajawali Pers.
M. Luddin, Abu Bakar.(2010). Dasar-Dasar Konseling : Tinjauan Teori dan Pratikum.Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Nasir, A., Abdul, Muhith.(2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (1997). Fundamental Of Nursing Concept : Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 2. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Sofyan S. Willis, Prof DR.(2004). Konseling Individual:Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta